Siapa orangnya yang senang ditipu? Tak
satupun orang yang senang ditipu. Siapa pula orangnya yang senang berdekatan
dengan penipu? Sudah pasti tidak ada dari kita yang senang dekat dengan penipu.
Tapi kenyataanya banyak orang yang senang ditipu banyak orang yang mendekat
pada penipu. Aneh kan? Tapi ini nyata.
Siapa orangnya yang mau bertemu hantu? Kalaupun
ada berarti temennya hantu..hehe....Tapi kenyataannya justru banyak orang yang
mengejar-ngejar hantu. Sekali lagi aneh kan? Dan lagi-lagi ini nyata.
Mari kita buktikan...
Percayakah kita dengan Q.S. Ali Imran ayat 185?
Sebetulnya ini pertanyaan konyol, kita yang beriman tentulah percaya. Di dalam
Al-Quran tersurat bahwa, “Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang menipu” (QS.
Ali Imron: 185)
Tapi bagaimana dengan menonton tv, dimana ditayangkan
perempuan yang bukan hak kita untuk memandangnya? Belum lagi senangkah dengan menonton
aktris yang kebanyakan pakaiannya kurang bahan? Terus bagaimana dengan berita-berita
yang semakin boming kalo membicarakan kejelekan seseorang? Masih kah kita
senang dengan hal-hal tersebut? Jawabannya ada pada diri kita masing-masing.
Semoga kita tidak termasuk kedalam orang-orang yang senang ditipu.
Kehidupan dunia adalah bayangan, sedangkan
akhirat itu kenyataan. Bayangan tanpa wujud nyata apalagi namanya kalo bukan
hantu? Aktivitas dunia tanpa bernilai akhirat adalah bayangan tanpa wujud
nyata. Sekali lagi inilah yang disebut hantu.
Jika kita sebutkan uang, benda satu ini
identik dengan dunia. Penggunaannya untuk hal yang tidak bernilai akhirat
hanyalah bayangan tanpa wujud nyata. Masihkah kita mengejar uang untuk
berfoya-foya? menyombongkan diri pada sesama? Jawabannya ada pada diri kita
masing-masing. Semoga kita tidak termasuk pada orang yang mengejar hantu.
Ada satu rumah mewah dilengkapi kolam renang,
namun di dalamnya tidak pernah didirikan solat, dilantunkan dzikir, dibacakan
Al-Quran, ataupun digunakan untuk memuliakan tamu. Sekalinya dimanfaatkan untuk
berpesta menggelegar tidak terkira. Masih pantaskah rumah yang dimanfaatkan
hanya untuk dunia saja tanpa bernilai akhirat kita sebut dengan rumah mewah?
Sungguh tidak, justru inilah yang namanya rumah hantu. Banyakkah rumah-rumah
seperti itu? Semoga rumah kita tidak termasuk di dalamnya.
Sekali lagi silakan jawab dengan jujur.
Apakah memandang wanita bukan mahramnya bernilai akhirat? Apakah menonton sepak
bola bernilai akhirat? Apakah mendengarkan musik bernilai akhirat? Tentu saja
jawabannya tidak. Semoga kita tidak termasuk kedalam orang-orang yang senang
ditipu dan senang mengejar hantu.
Dunia bukan berarti tidak penting. Ibarat
seorang ibu yang berjalan bergandengan dengan suaminya di pagi cerah, kemudian melihat
bahwa bayangan suaminya tidak ada, maka seketika itu pasti si ibu lari tunggang
langgang karena yakin yang digandengnya adalah hantu yang menyerupai suaminya.
Jadi dunia sebagai bayangan harus ada untuk
akhirat sebagai kenyataan. Uang sebagai simbol dunia akan bernilai akhirat jika
digunakan untuk menafkahi keluarga, mengirimi bingkisan kepada orang tua,
membiayai sekolah anak, disumbangkan ke kotak amal mesjid, menghadiahi saudara,
mentraktir makan teman dan masih banyak lagi. Uang yang kita kejar hanya
sebagai jalan untuk dimanfaatkan bagi kehidupan yang nyata diakhirat.
Adapun kebutuhan terhadap hiburan pada dasarnya untuk
membuat kita menjadi tenang, tentram dan damai. Kebutuhan hiburan tersebut banyak
sekali yang bernilai akhirat, diantaranya adalah bersilaturahim, membaca
Al-Quran dan lain sebagainya kita sendiri yang memilih kita sendiri yang
menentukan. Kalo disuruh memilih makan nasi rendang atau nasi tempe, sudah pasti
kita memilih nasi rendang yang paling enak. Jika kita tidak merasakan enaknya
makanan yang justru dirasakan enak oleh semua orang, berarti ada penyakit dalam
diri kita. Begitu juga dengan memilih hiburan, Al-Quran adalah salah satu
hiburan yang membuat hati menjadi tenang. Jika kita tidak merasakannya jangan
salahkan Al-Quran, tapi kesalahan ada pada hati kita yang berpenyakit.
Diringkas
dari ceramah Ust. Syathori Abdul Rauf. Mesjid Pogung Dalangan. Sleman DIY.
Rabu, 10 April 2013. (19.30 – 20.30 WIB).
Tulisan Sebelumnya: "Rahasia Takdir"
Tulisan Berikutnya: "Obat Kuat Merek Twitter"