Wanita penjual nasi ayam senantiasa setia mendampingi panjangnya setiap kereta api yang berhenti di stasiun Lempuyangan. Seperti tidak mengenal waktu, baik siang atau malam tak satu pun kereta yang mereka biarkan tanpa menawari setiap penumpangnya dengan makanan berat yang mereka bawa di atas kepalanya.
Gemuruh suara kereta menjadi senyap tatkala berhenti di stasiun Lempuyangan Yogyakarta, berganti dengan suara-suara mba dan mbah penjual nasi ayam bagai paduan suara berlirik menjajakan dagangan.
Untuk makan nasi hangat + ayam goreng/sate ayam beserta sambel oncom hanya cukup mengeluarkan Rp.5000. Tak perlu repot keluar kereta, transaksi dilakukan di jendela setiap gerbong, karena para pedagang berseragam hijau ini dengan senang hati akan menjangkau setiap pembelinya dari luar-luar gerbong.
Suara itu adalah tanda bahwa kereta akan melaju kembali melanjutkan perjalanan. Memang waktu yang ada sangat singkat untuk berjualan. Dengan waktu yang pendek membuat tidak setiap kereta yang datang mereka temukan pembeli, namun kereta yang akan datang nanti menjadi harapan untuk lebih gesit lagi mencari pembeli mengitari gerbong-gerbong kereta ekonomi.
Tulisan Sebelumnya: "Bandung ke Tasikmalaya part 3"
Tulisan Selanjutnya: "Kilas Pandang Yayasan"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar