Geometrik
merupakan posisi geografis yang berhubungan dengan distribusi keruangan (spatial distribution). Geometrik memuat
informasi data yang mengacu bumi (geo-referenced
data), baik posisi (system koordinat lintang dan bujur) maupun informasi
yang terkandung di dalamnya.
Menurut
Mather (1987), koreksi geometrik adalah transformasi citra hasil penginderaan
jauh sehingga citra tersebut mempunyai sifat-sifat peta dalam bentuk, skala dan
proyeksi. Transforamasi geometrik yang paling mendasar adalah penempatan kembali
posisi pixel sedemikian rupa, sehingga pada citra digital yang tertransformasi
dapat dilihat gambaran objek dipermukaan bumi yang terekam sensor. Pengubahan
bentuk kerangka liputan dari bujur sangkar menjadi jajaran genjang merupakan
hasil transformasi ini. Tahap ini diterapkan pada citra digital mentah
(langsung hasil perekaman satelit), dan merupakan koreksi kesalahan geometric
sistematik.
Geometrik
cita penginderaan jauh mengalami pergeseran, karena orbit satelit sangat tinggi
dan medan pandangya kecil, maka terjadi distorsi geometric. Kesalahan geometrik
citra dapat tejadi karena posisi dan orbit maupun sikap sensor pada saat
satelit mengindera bumi, kelengkungan dan putaran bumi yang diindera. Akibat
dari kesalahan geometric ini maka posisi pixel dari data inderaja satelit
tersebut sesuai dengan posisi (lintang dan bujur) yang sebenarnya.
Kesalahan
geometrik citra berdasarkan sumbernya kesalahan geometric pada cita penginderaan jauh dapat dikelompokkan menjadi dua tipe kesalahan, yaitu
kesalahan internal (internal distorsion),
dan kesalahan eksternal (external
distorsion). Kesalahan geometrik menurut sifatnya dapat dibedakan menjadi dua
jenis yaitu kesalahan sistematik dan kesalahan random. Kesalahan sistematik
merupakan kesalahan yang dapat diperkirakan sebelumnya, dan besar kesalahannya
pada umumnya konstan, oleh karena itu dapat dibuat perangkat lunak koreksi
geometrik secara sitematik. Kesalahan geometri yang bersifat random (acak)
tidak dapat diperkirakan terjadinya, maka koreksinya harus ada data referensi
tambahan yang diketahui. Koreksi geometrik yang biasa dilakukan
adalah koreksi geometrik sistemik dan koreksi
geometrik presisi.
Kesalahan
geometrik internal disebabkan oleh konfigurasi sensornya, akibat pembelokan
arah penyinaran menyebabkan distorsi panoramic (look angle), yang terjadi saat cermin scan melakukan penyiaman (scanning).
Besarnya sudut pengamatan (field of view)
satelit pada proses penyiaman akan mengakibatkan perubahan luas cakupan objek.
Distorsi panoramic sangat besar pengaruhnya pada sensor satelit resolusi rendah
seperti rendah NOAA-AVHRR dan MODIS, namun citra resolusi tinggi seperti
Landsat, SPOT, IKONOS, Quickbird, dan ALOS bebas dari distorsi panoramic,
karena orbitnya yang tinggi dengan medan pandang kecil hampir tidak terjadi
pergeseran letak oleh relief pada data satelit tersebut. Distorsi yang
disebabkan perubahan atau pembelokan arah penyiaman bersifat sistematik, dapat
dikoreksi secara sistematik. Kesalahan geometric menyebabkan perubahan bentuk
citra.
Koreksi
geometric dilakukan sesuai dengan jenis atau penyebab kesalahannya, yaitu
kesalahan sistematik dan kesalahan random, dengan sifat distorsi geometric pada
citra. Koreksi geometrik mempunyai tiga tujuan, yaitu:
1. Melakukan rektifikasi (pembetulan) atau restorasi (pemulihan) citra agar
koordinat citra sesuai dengan koordinat geografis.
2. Meregistrasi (mencocokan) posisi citra dengan citra lain yang sudah
terkoreksi (image to image rectification)
atau mentransformasikan system koordinat citra multispectral dan multi
temporal.
3. Meregistrasi citra ke peta atau transformasi system koordinat citra ke
koordinat peta (image to map
rectification), sehingga menghasilkan citra dengan system proyeksi
tertentu.
Koreksi
geometrik yang biasa dilakukan adalah koreksi geometrik sistematik dan koreksi
geometric presisi. Masing-masing sebagai berikut.
1. Koreksi geometrik sistematik melakukan koreksi geomertri dengan
menggunakan informasi karakteristik sensor yaitu orientasi internal (internal orientation) berisi informasi
panjang focus system optiknya dan koordinat titik utama (primary point) dalam bidang citra (image space) sedangkan distorsi lensa dan difraksi atmosfer
dianggap kecil pada sensor inderaja satelit, serta orientasi eksternal (external orientation) berisi koordinat titik
utama pada bidang bumi (ground space)
serta tiga sudut relative antara bidang citra dan bidang bumi.
2. Koreksi geometrik presisi pada dasarnya adalah meningkatkan ketelitian
geometric dengan menggunakan titik kendali / control tanah (Ground Control Point biasa disingkat
GCP). GCP dimaksud adalah titik yang diketahui koordinatnya secara tepat dan
dapat terlihat pada citra inderaja satelit seperti perempatan jalan dan
lain-lain.
Koreksi
geometrik citra dapat dilakukan dalam empat tahap yang mencakup sebagai
berikut:
1. Memilih metode setelah mengetahui karakteristik kesalahan geometrik dan
tersedianya data referensi. Pemilihan metode tergantung pada jenis data
(resolusi spasial), dan jenis kesalahan geometric (skew, yaw, roll, pitch) data.
2. Penentuan parameter yang tidak diketahui didefinisikan dari persamaan
matematika antara system koordinat citra dan system koordinat geografis, untuk
menentukan menggunakan parameter kalibarasi data atau titik control tanah.
3. Cek akurasi dengan
verifikasi atau validasi sesuai dengan criteria, metode, dan data citra, maka
perlu dicari solusinya agar diperoleh tingkat ketelitian yang lebih baik.
Solusinya dapat dilakukan dengan menggunakan metode lain, atau bila data
referensi yang digunakan tidak akurat atau perlu diganti.
4. Interpolasi dan resampling untuk mendapatkan citra geocoded presisi (akurat). Beberapa pilihan Geocoding Type yang sudah tersedia pada perangkat lunak, seperti Tryangulation, Polynomial, Orthorectify using ground control poinr, Orthorectify using
exterior orientation, Map to map projection, Point registration, Rotation. Kegunaan
setiap tipe geocoding adalah (a) Tryangulation untuk koreksi geometric
data yang mengalami banyak pergeseran skew
dan yawa, atau data yang tidak
sama ukuran pixelnya pada satu set data. (b) Polynomial untuk koreksi geometrik data citra yang mengalami
pergeseran linear, ukuran pixel sama dalam satu set data resolusi spasial
tinggi dan rendah. (c) Orthorectify untuk
mengoreksi citra secara geometris, berdasarkan ketinggian geografisnya. Koreksi
geometrik jika tidak menggunakan Orthorectify,
maka puncak gunung akan bergeser letaknya dari posisi sebenarnya, walaupun
sudah dikoreksi secara geometerik. (d) Rotation
untuk koreksi geometrik citra karena terjadi pergeseran citra yang
terputar, baik searah jarum jam maupun sebaliknya.
Teknik
koreksi geometrik triangulasi dilakukan koreksi secara linear dalam setiap segitiga
yang dibentuk oleh tiga GCP dan daerah yang mempunyai kesalahan geometric besar
diberikan GCP lebih banyak. Persyaratan pengambilan titik di lapangan adalah (a)
teridentifikasi jelas pada citra satelit, (b) wilayah harus terbuka agar tidak
terjadi multipath, (c) permukaan
tanah stabil, tidak pada daerah yang sedang atau akan dibangun, (d) Lokasi
pengukuran aman dan tidak ada gangguan
Daftar Pustaka
Danoedoro Projo. 1996. Pengolahan Citra Digital. Yogyakarta. Fakultas Geografi Universitas
Gadjah Mada.
Petunjuk Praktikum Pemrosesan Citra Digital.
2009. Prodi Karotgrafi dan Penginderaan Jauh Fakultas Geografi UGM.
Purwadhi Sri Hardiyanti, Sanjoto Tjaturahono.
2009. Pengantar Interpretasi Citra
Penginderaan Jauh. Semarang. Pusat Data Penginderaan Jauh LAPAN dan Jurusan
Geografi UNS.
Baca juga postingan,Sebelumnya: "Evaluasi Solat Kita"Berikutnya: "Gokart Alternatif Atraksi Wisata Jogja"
Terima kasih untuk informasinya. sangat membantu dan juga telah dilengkapi dengan sumber referensi. salam kenal.
BalasHapus