Kesehatan, energi, dan kenyamanan manusia lebih ditentukan oleh cuaca dan iklim daripada oleh unsur lingkungan fisis. Pilihan jenis makanan dan pakaian cenderung mencerminkan cuaca dan iklim. Bahkan mental dan emosi manusia dipengaruhi oleh keadaan cuaca dan iklim. Setiap hari manusia dimanapun berada dipermukaan bumi akan dipengaruhi oleh cuaca. Cuaca ekstrem dan perubahan cuaca menyebabkan sejumlah pengaruh terhadap kesehatan manusia, Bayong Tjasyono HK (2004: 265). Selain berpengaruh terhadap munculnya wabah penyakit yang mengganggu kesehatan, cuaca ekstrem berdampak pula terhadap para petani, yakni perubahan pola tanam dan gagal panen serta para nelayan yang tidak berani melaut akibat ombak tinggi.
Cuaca ekstrem di Indonesia diperkirakan akan berlangsung hingga Januari atau Februari 2011. Untuk itu pemerintah akan mengumpulkan bupati/ wali kota seluruh Indonesia untuk membahas langkah antisipasi soal tersebut. Melalui pengumpulan kepala daerah tersebut, bisa disusun berbagai kebijakan dan imbauan terkait dengan dampak langsung iklim dan cuaca bagi masyarakat serta dapat tersosialisasikan sampai ke lapisan terkecil masyarakat, Agung Laksono dalam (Harian Umum Pikiran Rakyat 4/10).
Iklim/ cuaca cenderung berubah oleh ulah dan aktivitas manusia seperti urbaninasasi, deforestasi, industrialisasi, dan oleh aktivitas alam, seperti pergeseran kontinen, letusan gunung api, perubahan orbit bumi terhadap matahari, noda matahari, dan peristiwa El Nino/ La Nina, Bayong Tjasyono HK (2004: 265). Dalam kekinian, fenomena hujan yang terus menerus saat ini disebabkan karena faktor La Nina yaitu anomali iklim global dimana secara meteorologi kejadian La Nina ditunjukkan oleh Southem Osccilation Indes (SOI) dan perubahan suhu permukaan laut di Samudra Pasifik, World Meteorology Organization (1999) dalam (pse.litbang.deptan.go.id). Nilai SOI tersebut sangat bervariasi menurut bulan atau dalam periode waktu yang lebih singkat lagi akibat perubahan perbedaan tekanan udara antara Darwin dan Tahiti. Pada peristiwa La Nina, nilai SOI naik diatas kisaran normal.
Menurut Koordinator Peningkatan Kapasitas Riset Dewan Nasional Perubahan Iklim, Agus Supangkat (www.menlh.go.id), musim kemarau 2011 diprediksi akan berlangsung pendek. Fenomena La Nina yang terjadi saat ini mengakibatkan hujan terus menerus pada bulan-bulan yang seharusnya musim kemarau yakni dari Mei hingga September 2010. Padahal, pada September dalam musim yang normal merupakan musim transisi dari kemarau ke penghujan. Sehingga diperkirakan pengaruhnya cukup besar bagi curah hujan dalam beberapa bulan ke depan. Pada 2011 juga La Nina masih kuat, musim kemarau hanya akan terjadi pada Juli dan Agustus, setelah itu hujan lagi. Pengaruhnya merata di kawasan tropis, termasuk di dalamnya seluruh wilayah nusantara. Siklus La Nina biasanya muncul 7-10 tahun sekali, namun dalam beberapa tahun terakhir muncul lebih awal. Fenomena itu dipengaruhi oleh aliran sistem air dari Samudera Pasifik. Dengan demikian wilayah kepulauan Indonesia terlewati oleh aliran sistem air (arlindo) dari Pasifik ke Samudera Hindia yang menyebabkan curah hujan cukup tinggi.
artikel selanjutnya: Perjalanan Menuju Mahameru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar