Awalnya ragu buat posting di
web yang beberapa bulan kebelakang selalu saya kunjungi setiap hari. Kalau
dipikir-pikir wajar sih ragu ga percaya diri, karena disana tulisannya
keren-keren, shared dari membernya original dan bergizi. Tapi kebanyakan mikir
ga enak juga, masa cuman jadi silent reader ga asik ah..hehe.
Okelah sampai di sana akhirnya
saya memberanikan diri mencoba postingkan satu tulisan. Sebetulnya tulisan itu
sudah lama dibuat setelah diedit-edit sedikit, bismillah allohummasholli ala
muhammad, posting! Apa yang terjadi? Inilah sebagian responnya:
Ada nikmat yang tak biasa ketika
membaca komentar member-member yang lain. Nikmat yang tak akan ada kalo ga
memberanikan diri untuk mencoba.
Kenikmatan inilah yang ingin
saya bagi. Bukan sekedar kenikmatan dari menulis yang saya ketahui, tapi
mengajak untuk selalu menyebarluaskan berbagai nikmat dariNya sebagai rasa
syukur.
Apa saja metodenya, baik itu
dibicarakan langsung ke orang-orang yang kita kenal, memanfaatkan media yang saat
ini sangat banyak bentuknya (fb, twitter, bbm, dll), atau apa saja yang membuat anda nyaman untuk
menyebarluaskannya.
Tidak seperti aib yang harus
ditutupi, nikmat yang kita kemukakan dimaksudkan mengundang pendengarnya untuk mengikuti.
Begitu sebaliknya ketika nikmat hanya dipendam sendiri mana bisa menginspirasi.
Minimal buat orang-orang yang kita kenal.
Saking pentingnya untuk
membicarakan nikmat, dicap kufur bagi orang yang meninggalkan dari membicarakan
nikmat. Simak saja hadits di bawah ini.
“Membicarakan nikmat Allah termasuk
perbuatan syukur, dan meninggalkannya adalah perbuatan kufur” (HR. Ahmad,
Shahihul Jami’: 3014)
Yuk ah mulai sekarang semakin
giatkan lagi membicarakan nikmat-nikmat yang telah kita terima. Jangan cuman
menyimak kenikmatan yang dirasakan orang lain, seolah-olah pengalaman hidup
kita ga "wah" sehingga merasa ga seberapa kalau dibandingkan
dengan orang lain (bukan kufur kah itu?).
Jangan sampai malu apalagi
ragu. Bisa saja nikmat yang kita terima berbeda tapi saling membicarakan
kenikmatan itu menambah-nambah kenikmatan, belum-belum nikmatnya bertambah, membicarakannya
juga udah nikmat (nikmat-nikmat gimanaa gitu.hehe..). Percaya deh, beda banget
rasanya kalau yang dibicarakan itu penderitaan, belum apa-apa mimik pendengarnya
juga cemberut aja..huhu
Ayo tunggu
apalagi? ceritakan nikmatNya sekarang juga! *tengok kiri kanan ga ada orang..
heheTulisan Sebelumnya: "Kita Harus se Visi"
Tulisan Berikutnya: "Bukan Karena Ada Kesempatan"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar