Sudah sebulan lebih saya ada di
rumah bersama Ibu dan Bapa. Biasanya ga pernah selama ini ada di rumah, selama
dua tahun kebelakang biasanya waktu lebih banyak dihabiskan di Jogja. Inilah
skenarioNya, setting tempat ga penting yang penting kepentingan saya berbuat
hal penting, dan ga bikin orang pusing
(pening-pening dah.hehe) *maaf kidding
Kegiatan yang paling saya sukai
selama di rumah adalah “ngerecokin” Ibu yang lagi masak. Ikut gosreng-gosreng, bolak-balikin
masakan, atau yang paling enak nyicipin pas lagi goreng tahu/ tempe kering-kering
diicip pas lagi panas-panasnya, pokoe mantaaaap..
Siapapun yang satu rumah atau
tempat tinggalnya dekat dengan orang tua, harusnya lebih bersyukur. Guru saya
bilang disitulah kesempatan untuk berbakti secara langsung. Tidak melulu
menunggu sukses untuk membuat mereka bangga, tidak harus dengan materi yang
banyak untuk membahagiakan mereka, kalau kita sudah mampu berbakti dengan
materi ya alhamdulillah alangkah lebih bahagianya lagi orang tua kita.
Tapi bagi yang masih sekolah
atau yang udah punya penghasilan tapi belum bisa berbuat banyak, mau terus nunggu
sampai nanti? Janganlah, mulailah dari hal-hal kecil seperti membantu pekerjaan
rumah (nyapu, ngepel, nyuci piring, nyuci baju, nyetrika), cucikan juga
kendaraan mereka, semir deh sepatunya, rapihkan tempat tidurnya dan yang
lain-lainnya ini, bukan hanya dilakukan sekali duakali tapi jadikan rutinitas
harian. Buktikan kalau kita anak yang berbakti, buktikan tidak sia-sia mereka
menyekolahkan kita tinggi-tinggi, tidak sekedar paradigma yang kita peroleh
tapi juga aksi konkrit.
Dan yang harus diingat adalah waktu
kita akan selalu terasa sempit oleh kesibukan ini itu selama kita tidak mau
menyempatkan. Lantas mau kapan kalau tidak menyempatkan dari sekarang? Ada
kebahagiaan tersendiri saat melihat orang tua tersenyum bangga atas sesuatu yang
telah kita perbuat, bersamaan dengan senyuman itu satu pintu surga terbuka
lebar menantikan kita atas keridhoan orang tua kepada anaknya.
(yang udah biasa melakukan
pasti bacanya sambil senyum-senyum, yang belum melakukan tidak ada kata terlambat
untuk memulai) se – mang – at semangaaaaatt!
Sampai disini jangan berkecil
hati bagi seorang anak yang terpisahkan jarak dengan orang tuanya.
Sering-sering berikan kabar baik kepada mereka, jangan sampai deh keduluan
ditanyain kabar sama mereka, malulah kita bukan anak kecil lagi. Jangan lupa
juga paketin oleh-oleh kesenangan mereka, kalau belum punya penghasilan ya
nabung, sekali lagi jangan nunggu ada kesempatan tapi sempatkan.
Terakhir ini adalah yang paling
penting, camkan ini baik-baik jangan malaweung (aduh bahasa mana itu..hehe). Dimanapun
kita berada doakan orang tua kita, mohonkan ampunan kepadaNya di setiap akhir
sujud solat kita (atau waktu-waktu mustajab lainnya), karena nanti tidak ada
yang tersisa kecuali tiga, salah satunya anak sholeh yang selalu mendoakan
orang tuanya. Inilah esensi dari hadirnya kita sebagai seorang anak, sementara kelak
ama-amal mereka terputus oleh kematian, tapi doa-doa kita akan senantiasa
memberikan manfaat yang besar untuk mereka.
Apakah birrul walidain ini kita lakukan
untuk balas budi kepada meraka?
Sekali-kali bukan. Kalaupun seluruh hidup kita sepenuhnya diberikan
untuk mengabdi kepada orang tua, sungguh tidak akan pernah cukup untuk
membalasnya. Sebaliknya sekalipun orang tua kita kafir serta mengajak dengan
keras kepada kekafiran, kita harus tetap berbakti kepada mereka. Bakti yang kita
lakukan kepada kedua orang tua, tiada lain semata-mata untuk melaksanakan
perintah Allah Azzawajalla.
Itulah pesan yang disampaikan guru saya di Jogja sebelum saya pulang ke rumah. Sampai dengan saat ini saya belum sepenuhnya mengamalkan, tapi ada kemauan yang besar untuk selalu berusaha berbakti kepada kedua orang tua lebih baik dari hari ke hari. Insya Allah.
Itulah pesan yang disampaikan guru saya di Jogja sebelum saya pulang ke rumah. Sampai dengan saat ini saya belum sepenuhnya mengamalkan, tapi ada kemauan yang besar untuk selalu berusaha berbakti kepada kedua orang tua lebih baik dari hari ke hari. Insya Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar