Mari Berkontemplasi Sejenak

 

Beberapa hari kebelakang saya selalu dipertemukan dengan hadits yang satu ini. Dalam berbagai kesempatan hadits ini muncul lagi muncul lagi, baik ketika membaca ataupun mendengarkan (ceramah). Hadirnya hadits ini secara intensif, saya yakin bukan karena kebetulan (apa sih yang kebetulan?*serius nanya ini), akan tetapi kehadirannya untuk merecall ingatan, untuk semakin memantapkan bahwa ini nih penting, kamu harus paham! (seperti itulah saya pikir)

Omong punya omong apa sih haditsnya? Berikut inilah... (Kalaupun anda sudah tau hadits ini tetap baca kata per kata ya, pelan-pelan sampai selesai, bismillah...)

“Sesungguhnya manusia pertama yang diadili pada hari kiamat adalah orang yang mati syahid di jalan Allah. Ia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatan (yang diberikan di dunia), lalu ia pun mengenalinya. Allah bertanya kepadanya : 'Amal apakah yang engkau lakukan dengan nikmat-nikmat itu?' Ia menjawab : 'Aku berperang semata-mata karena Engkau sehingga aku mati syahid.' Allah berfirman : 'Engkau dusta! Engkau berperang supaya dikatakan seorang yang gagah berani. Memang demikianlah yang telah dikatakan (tentang dirimu).' Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeret orang itu atas mukanya (tertelungkup), lalu dilemparkan ke dalam neraka.”

“Berikutnya orang (yang diadili) adalah seorang yang menuntut ilmu dan mengajarkannya serta membaca al-Qur-an. Ia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatannya, maka ia pun mengakuinya. Kemudian Allah menanyakannya: 'Amal apakah yang telah engkau lakukan dengan kenikmatan-kenikmatan itu?' Ia menjawab: 'Aku menuntut ilmu dan mengajarkannya serta aku membaca al-Qur-an hanyalah karena engkau.' Allah berkata : 'Engkau dusta! Engkau menuntut ilmu agar dikatakan seorang 'alim (yang berilmu) dan engkau membaca al-Qur-an supaya dikatakan seorang qari' (pembaca al-Qur-an yang baik). Memang begitulah yang dikatakan (tentang dirimu).' Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeret atas mukanya dan melemparkannya ke dalam neraka.”

”Berikutnya (yang diadili) adalah orang yang diberikan kelapangan rezeki dan berbagai macam harta benda. Ia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatannya, maka ia pun mengenalinya (mengakuinya). Allah bertanya : 'Apa yang engkau telah lakukan dengan nikmat-nikmat itu?' Dia menjawab : 'Aku tidak pernah meninggalkan shadaqah dan infaq pada jalan yang Engkau cintai, melainkan pasti aku melakukannya semata-mata karena Engkau.' Allah berfirman : 'Engkau dusta! Engkau berbuat yang demikian itu supaya dikatakan seorang dermawan (murah hati) dan memang begitulah yang dikatakan (tentang dirimu).' Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeretnya atas mukanya dan melemparkannya ke dalam neraka.”

Apa yang saudara rasakan setelah diingatkan lagi dengan hadits di atas? Berharap akan ada perbaikan pada diri saya dan saudara dalam menjalankan amalan-amalan ke depan. Jihad yang merupakan amal tertinggi dalam Islam bisa digelincirkan setan, begitu juga dengan orang yang berilmu dan orang kaya lagi dermawan. Di sisi lain tidaklah kita berlaku putus asa karena sungguh rahmat Allah itu Maha Luas. Semoga tulisan ini bisa jadi bahan renungan.

Baca Juga ini,
tulisan sebelumnya: "Bukan Karena Ada Kesempatan"

tulisan berikutnya: "Teliti Tidak Hanya Saat Membeli"
Mari Berkontemplasi Sejenak 4.5 5 Riki Ridwana Beberapa hari kebelakang saya selalu dipertemukan dengan hadits yang satu ini. Dalam berbagai kesempatan hadits ini muncul lagi muncul...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.