Minggu Tak Sekedar Refreshing

 

Bagi mahasiswa tingkat akhir, tak ada bedanya hari Minggu dengan hari-hari yang lain, kami biasa menyebutnya everyday is holiday. Mungkin itu semua karena tidak ada yang menjadwalkan rutin kecuali dirinya sendiri. Setiap hari dibuat terus produktif bisa, mau dibuat santai seharian penuh juga bisa. Kalau boleh dibilang tak ada tuntutan kepada dirinya kecuali oleh dirinya sendiri.

Bagi saya hal itu hanya sekedar istilah, karena tak seharusnya seseorang menjalani kegiatan secara monoton, selain membosankan keragaman aktivitas itu penting untuk penyegaran baik secara fitrah fisik maupun mental. Hari-hari biasa haruslah tetap produktif salah satunya mengerjakan tugas akhir, kalau yang sudah tidak sekolah ya cari nafkah, sedangkan diakhir pekan perlu juga diisi dengan refreshing.

Menyoal tentang refreshing, saya teringat perkataan seorang guru di Jogja dalam sebuah majelis. Refreshing bagi seorang muslim jelas memberikan manfaat tidak hanya dari kacamata dunia semata. Beliau memisalkan refreshing jalan-jalan kemudian mata melihat yang bukan makhram, ini tidak bisa dikatakan refreshing. Kemudian nonton sepak bola, ini juga tidak bisa disebut refreshing. Beliau sampai menantang, “coba katakan kepada saya jika nonton sepak bola ada manfaatnya?” Begitulah bagi seorang muslim, dalam memaknai refreshing harus menggunakan kacamata yang memilki nilai akhirat, jika tidak ada nilai akhiratnya sudah seharusnya tidak diperbuat, pungkas beliau.

Belajar dari sana, saya lebih senang mengawali minggu pagi untuk bersepeda santai bersama teman. Selain menyehatkan, bersepeda juga menjalin silaturahim dengan teman. Suasana jalanan pagi yang relatif masih segar dan tenang, sangat kondusif untuk ngobrol. Sambil mengayuh sepeda perlahan, banyak pengalaman yang bisa dishare satu dengan yang lain.

Tidak perlu riskan dengan kondisi jalanan yang kian mengkhawatirkan. Kalau kita tidak bisa melarang orang dalam hal berpakaian, tapi siapa pun mampu kok menundukan pandangan, kalau perlu pakai saja “kacamata kuda” supaya mata fokus ke depan tidak melihat yang bukan peruntukkannya. Hehe.. Sebelum matahari semakin meninggi, biasanya kami sudah pulang karena jika udara sudah panas bersepeda jadi ga nyaman (takut item singkatnya mah.hehe)

Ah, kegiatan mingguan yang satu ini bikin ketagihan..

Siang harinya waktu diisi dengan istirahat sejenak. Setelah badan segar lagi, enaknya lanjut dengan berkunjung ke rumah saudara atau teman. Saat-saat minggu seperti ini, melakukan aktivitas bersama menjadi cara untuk memperdalam kedekatan emosi apalagi dengan saudara yang rumahnya berjauhan. Meskipun saudara jika jarang bertemu, lama-kelamaan rasa kekeluargaannya bisa luntur. Hal yang paling kecil berpotensi akan timbul adalah rasa canggung. Padahal dengan saudara sendiri, masa berkunjung ke rumahnya saja canggung. Oleh karenanya sebelum itu terjadi, memanfaatkan hari minggu untuk silaturahmi sangat cocok dilakukan.


Kalau nonton sepak bola tidak mendatangkan manfaat, tentu bermain sepakbola menyehatkan. Jika sekedar jalan-jalan hanya membuang-buang waktu, kita bisa menyertainya dengan terus-menerus dzikir dalam hati. Begitu kurang lebih maksud dari seorang guru yang bisa saya tangkap. Hati saya seketika itu berucap memang benar juga sih kenapa tidak untuk dicoba, bagaimana dengan saudara?

Baca juga,
Tulisan Sebelumnya: "Riwayat Pak Haji untuk Kami"
Tulisan Berikutnya: "Tasik Jogja Sama Saja"
Minggu Tak Sekedar Refreshing 4.5 5 Riki Ridwana Bagi mahasiswa tingkat akhir, tak ada bedanya hari Minggu dengan hari-hari yang lain, kami biasa menyebutnya everyday is holiday. Mungkin ...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.