Ojo Ngoyo

 

Ojo ngoyo! Istilah yang akrab di telinga ini biasa dilontarkan kepada mereka yang terlalu berambisi hingga akhirnya bukan penyegeraan melainkan ketergesa-gesaan. Kalau sudah tergesa-gesa begitu semuanya bisa jadi kacau balau.

Teringat waktu dulu saat diujung-ujung semester studi S1, saya pernah lho digebrak meja oleh dosen (sekarang beliau sudah jadi Profesor, saya sangat menghormati beliau). Tak tanggung-tanggung kejadian itu dihadapan dosen-dosen lain dan juga teman-teman seangkatan. Kalau yang dulu hadir  di sana, pasti terasa diingatkan dengan memori tak mengenakan saat itu. Bukan berarti saya memendam dendam (sama sekali tidak), tapi itulah salah satu pelajaran untuk Ojo Ngoyo!

Saat itu saya ingin sekali bisa tampil seminar dengan segera, tapi apa daya ada jeda waktu yang seharusnya bisa saya tunggu. Kalau saja pada waktu itu saya bisa menunggu, tragedi gebrak meja mungkin tidak akan terjadi.hehe...

Lain kesempatan, saya juga ingin menyegerakan daftar ujian komprehensif . Usaha saya kira sudah maksimal, tapi hasil tidak sesuai harapan. Belajar dari pengalaman mending saya menghela nafas berhenti sejenak mending “Ojo Ngoyo” karena momentum bukan kita yang menentukan.

Meskipun saya sudah merasa siap, acc dosen sudah terekam hitam di atas putih, persyaratan lainnya pun sudah dipersiapkan, tapi apa yang terjadi? Laptop saya rusak tiba-tiba, padahal peta yang saya anggap mudah dibuat belum diselesaikan. Memang ada solusi lain yaitu pinjam laptop teman, laptop teman sudah di tangan ternyata kenapa lagi? Aplikasi pemetaannya “missing license” padahal sehari sebelumnya teman lancar menggunakannya untuk ngajar.

Ya begitulah usaha harus terus disempurnakan, tapi kita harus bisa membedakan antara kita sedang menyegerakan dalam usaha atau kita sedang tergesa-gesa. Lantas apa yang membedakan keduanya? Segera, menyadari akan adanya waktu yang merupakan bagian dari tahapan usaha, sedangkan tergesa-gesa tidak peduli akan adanya tahapan waktu yang harus dilewati. Bingung ya? Sama saya juga hehehe

Membedakan keduanya bisa kita ambil dari analogi mengendarai sepeda motor. Ketika kita bersegera untuk sampai di tujuan motor kita pacu kencang. Akan tetapi kita longgarkan tuas gas dan injak juga pedal rem ketika menemui belokan atau tikungan, ikuti alurnya pelan-pelan setelah jalan lurus baru gas kita pacu kencang lagi. Lain halnya ketika tergesa-gesa tak peduli menemui jalan lurus atu belokan, setang boleh mengikuti alur jalan tapi gas terus dipacu kencang, suda bisa ditebak apa yang terjadi ketika menemui belokan atau tikungan? Ya pengendara dan sepeda motornya terpelanting keluar dari lintasan.

Pada saat-saat seperti itulah kita dituntut untuk pandai membaca situasi. Kita mungkin merasa usaha telah ditempuh dengan maksimal, prosedur telah dilalui step by step sesuai tujuan, akan tetapi cobalah jangan terburu emosi jika hasilnya belum sesuai harapan. Penting untuk diingat adalah menunggu juga bagian dari tahapan ikhtiar dari serentetan upaya yang telah dilakukan, karena kapan terjadinya sesuatu kita tidak tahu. Nah di saat-saat seperti itulah saatnya kita untuk bertawakal.  Akhir kata, Ojo Ngoyo Geeeeeeeh...

Baca Juga,
Tulisan Sebelumnya: "Teliti Tidak Hanya Saat Membeli"
Tulisan Berikutnya: "Masih Sesuaikah Langkah Kita Hari Ini?"
Ojo Ngoyo 4.5 5 Riki Ridwana Ojo ngoyo! Istilah yang akrab di telinga ini biasa dilontarkan kepada mereka yang terlalu berambisi hingga akhirnya bukan penyegeraan me...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.