Ibu, engkau mengajariku dalam tangisanmu
Saat itu aku sedih teramat dalam
Dari belakang kulihat langsung tangismu di penghujung malam
Dalam hati ku berujar, “Siapa yang tega menyakitimu Ibu?”
Sedu tangis itu pecah ibarat sakit yang tiada tertahankan
Dari belakang anakmu terpaku hanya bisa kasihan
Seberat itukah masalah hidup yang menghimpitmu, Bu?
Ingiin sekali saat itu ku memeluk erat dirimu
Menghapus air mata yang membanjiri pipi lembutmu
Ibu maaf, karena baru sekarang aku mengerti
Ternyata bukan sakit yang engkau tangisi
Bukan juga siapa yang engkau sesalkan
Dan bukan pula masalah hidup
yang membuatmu menyerah menangis karenanya
Ibu, ternyata menangis itu kenikmatan
Menangisi dosa-dosa yang menggunung menjulang
Menangis menyesali dosa-dosa yang lebih banyak dari buih di
lautan
Ternyata dari sejak dulu engkau telah mengajarkan
Hanya saja anakmu ini sangat terlambat menyadari
Menangis
dalam solat sungguh kenikmatan yang tiada terganti
Baca juga,
postingan sebelumnya "Kepada Para Mahasiswa"
postingan lebih baru "Menyelesaikan Permasalahan Masyarakat dan Bangsa"
postingan lebih baru "Menyelesaikan Permasalahan Masyarakat dan Bangsa"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar