Sedikit Mengingatmu Bapa

 

Kisahmu belum pernah terekam barang setitik.
Terlupakan tertiup angin-angin dingin.
Karena sikapmu yang tegas,
hingga akhirnya tertimbun oleh jutaan kata romantisnya perilaku Ibu...Ibu...dan Ibu...
Kali ini... ijinkan aku gambarkan siapa dirimu, Bapa...

Tidak pernah kutemui padamu inkonsistensi
teguhnya pendirian mencerminkan keyakinan
keputusan-keputusan yang kau buat tak runtuh diterpa angin
Ada logika dibalik cerita ada nalar yg kadang sulit aku cerna
pengalaman hidupmu menyuburkan tandusnya ladang pencarian jati diriku,
bahwa rasa adalah yg utama setelah rasio mengkalkulasikan hukum & tata cara.

Bagaimana engkau menempa tak akan pernah aku lupa.
Betapa kerasnya aturan mainmu kala itu,
sejak aku belum mengerti benar baik & buruk, kala itu aku sangat takut engkau murka.

Betapa islah yg kau kedepankan, ketika aku beranjak dewasa
namun sering kali berlaku keliru, ketika itu bertabayun jadi caramu.
Bapa aku memahami perbedaan metode dalam pendidikanmu.

Rokok sempat bertahun-tahun menjerat memaksa mengikat keseharianmu.
Seperti perokok lainnya yg sulit terlepas dari kebiasaan buruk itu, engkau juga demikian.
Tapi apa yg kau ajarkan dari kuatnya kecanduan rokok?
Kemauan keras in syaa Allah membuahkan hasil.
Kini kau telah buktikan itu, maka rumahku menjadi surgaku
karena di surga tidak juga ada asap rokok.

Bapa... dari sikapmu aku banyak mereguk ilmu.

Yaa Allah teguhkan ia dalam diinul islam,
jadikan ia hamba yg selalu mengingatMu,
yang senantiasa bersyukur kepadaMu,
& perbaikilah disetiap ibadah-ibadahnya kepadaMu.
Ya Roob ampuni dosa-dosanya & sayangilah ia sebagaimana ia mengasihi aku sejak kecil.

Baca juga,
postingan sebelumnya "Wake Up"
postingan selanjutnya "Jogja Istimewa atas Pogung Dalangan"
Sedikit Mengingatmu Bapa 4.5 5 Riki Ridwana Kisahmu belum pernah terekam barang setitik. Terlupakan tertiup angin-angin dingin. Karena sikapmu yang tegas, hingga akhirnya tertimbun...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.