Wisuda Pascasarjana

 

Alhamdulillah dengan nikmatMu segala sesuatu jadi sempurna.
Tak terkecuali moment sehari yang penuh rasa bangga dan bahagia, wisuda.
Bangga karena wisudawan adalah orang-orang beruntung, 5% saja tidak dari 240 juta rakyat Indonesia.
Bahagia karena proses panjang, suka duka kini telah sampai pada gerbang cakrawala dunia, awal mula pengabdian kemanusiaan dan memajukan bangsa.

Di tengah ribuan undangan yang hadir ada dua orang sosok penting, bukan rektor atau tamu kehormatan, mereka adalah Ibu dan Bapaku.
Datang tidak dengan kemewahan, hadir dari kampung tempatku dibesarkan.
Kereta Ekonomi Kahuripan mengantarkan mereka tiba di Jogjakarta, diantara kendaraan-kendaraan mewah sebagian besar keluarga para wisudawan.

Tidak ada yang membuatku sedih kala itu, kecuali tangisan Ibu.
Tiba-tiba sesuatu menyentuh hatinya, hingga air matanya mengalir deras.
Diantara iring-iringan keluarga wisudawan yang pulang meninggalkan Graha Sabha Pramana, Ibu terfikir bahwa anaknya pulang hanya mengendarai motor pemberiannya, hanya sendirian tidak mampu pulang berkendara bersama keluarga seperti yang lain.

Jangan sedih begitu Ibuku, setiap orang punya jatah pemberian masing-masing keadaan ini bukanlah salahmu. Anakmu sudah punya jatah rizki sendiri yang tidak sama dengan yang lain tanpa bisa ditawar. Masih banyak yang harus kita syukuri, wisudaku hari ini cukuplah menjadi bukti kegigihan dan kerja keras Ibu dan Bapak selama ini. Wisuda ini untuk kalian, kelak hartaku adalah harta kalian juga.

Baca juga,
postingan sebelumnya: "Jogja Istimewa atas Pogung Dalangan"
postingan berikutnya: "Definisi Penginderaan Jauh"
Wisuda Pascasarjana 4.5 5 Riki Ridwana Alhamdulillah dengan nikmatMu segala sesuatu jadi sempurna. Tak terkecuali moment sehari yang penuh rasa bangga dan bahagia, wisuda. Bang...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.