Oleh:
Mumas VI telah mengamanahkan Khairina (2008) menjadi ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi (DPM HMJPG) dan Faiz Urfan (2009) menjadi Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi (BEM HMJPG) periode 2011-2012. Ketetapan ini tidak dengan mudah muncul begitu saja, melainkan melalui mekanisme yang alot dan menguras banyak energi serta pemikiran.
Pesta demokrasi yang sukses dilaksanakan selama kurang lebih 6 hari (berakhir pada 13 Feb 2011), telah menunjukkan bahwa mahasiswa geografi masih memiliki tanggung jawab dalam berorganisasi. Dengan kata lain dengan ditutupnya MUMAS VI, kita mampu menegaskan bahwa padatnya kurikulum perkuliahan hari ini dan penghapusan jam malam kampus tidak menjadi penghalang bagi kehendak melibatkan diri dalam kegiatan organisasi mahasiswa. Meski dalam kenyataanya tidak diikuti sebagian besar mahasiswa, tetapi nuansa yang diperoleh oleh sebagian mahasiswa yang mengikuti jalannya sidang wajib untuk disebarluaskan kepada seluruh anggota HMJPG. Betapa tidak, mumas memuat banyak pembelajaran bagi seluruh peserta dalam motivasi berorgansisai, konsistensi, koordinasi, dialektika dan lain-lain yang sangat penting untuk diketahui generasi muda (baca: iron stock).
Bagi pengurus sebelumnya, terpilihnya formatur (ketua BEM) periode 2011-2012 berarti telah selesai melaksanakan tanggung jawab dalam rangka regenerasi. Akan tetapi, kepedulian mesti terus berlanjut. BEM HMJPG masih membutuhkan kontribusi nyata pengurus demisioner sebagai pemegang tambuk eksekutif terakhir yang secara empiris mumpuni dalam aktulitas penyelenggaraan Garis-garis Besar Pokok Program Kerja (GBPPK). Tidak dapat dipungkiri, pengurus yang baru manggung akan dihinggapi berbagai kebingungan wajarnya pemula. Dari sanalah kiranya pengurus demisioner tetap memantau untuk menjawab berbagai tantangan yang akan muncul di depan sebagai sharing pengalaman.
Periodisasi dan pergantian kepengurusan jangan hanya disadari sebagai tuntutan waktu yang bergulir alami tanpa bisa ditunda-tunda. Perlu ditekankan bahwa tidak melulu dengan duduk pada semester 4 maka dengan sendirinya menjabat sebagai pengurus inti HMJPG. Mind Stream demikian jika masih dialami harus segera diubah. Memegang sebagai pengurus inti bukanlah warisan tradisi yang pasti akan dialami. Karena tidak menutup kemungkinan generasi yang lebih muda akan menyalip angkatan diatasnya jika dinilai mampu. Akan tetapi, memegang amanah sebagai pengurus inti harus dipahami sebagai kesediaan menjalankan tanggung jawab yang telah dipersiapkan dari jauh-jauh hari dengan berbagai persiapan sekurang-kurangnya melewati tahapan-tahapan kaderisasi internal (PMB, PPLG, LKM) dan pengalaman-pengalaman organisasi lainnya. Sehingga tidak akan dikhawatirkan lagi bahwa penjabaran GBPPK hanya sebagai ritus yang direalisasikan secara turun-temurun, melainkan penjabaran tersebut dihasilkan melalui berbagai gagasan kreatif yang sesuai dengan kebutuhan pada masanya. Tidak akan menjadi masalah, selama inovasi itu positif dan tidak melanggar konstitusi (AD/ART) berbagai hal-hal baru layak untuk dimasukan dalam program kerja karena itulah dinamisasi yang mewarnai kekhasan prestasi sebuah kepengurusan.
Peluang besar bagi kepengurusan kali ini, karena pertama kalinya menjalankan keorganisasian HMJPG pada tahun fiskal. Kendala-kendala pendanaan dan akademis yang menjadi hambatan pada periode-periode sebelumnya akan sirna pada rezim Pa Faiz. Masa seperti saat ini telah dipersiapkan jauh-jauh hari oleh para aktivis HMJPG terdahulu sebagai siasat dalam mengantisipasi kelemahan yang sering kali muncul seperti yang disebutkan diatas. Maka dari itu, idealnya pergerakan dan pelayanan yang ditunjukkan pengurus kali ini akan lebih baik dari pengurus sebelumnya. Semoga saja...
Selamat bagi yang terpilih, mudah-mudahan amanat yang diberikan tidak disia-siakan.
BalasHapusBRAVO HMJPG jadikan Mahasiswa Geografi melek berorganisasi yang benar2 organisasi.
yah semoga,,kita sama2 dukung sesuai kemampuan masing-masing.,*
BalasHapus