Tektonik Lempeng

 


Belakangan ini tanah bangsa Indonesia dirundung duka. Rangkaian bencana datang menerpa saling bergantian. Belum selesai petaka Wasior Papua Barat Senin 4 Oktober 2010, muncul gempa yang diikuti tsunami meluluh-lantakkan Mentawai dan sekitarnya. Air mata tak sempat mengering lava Gunung Merapi menyeruak merobek kubah vulkanik hingga menganga lebar menyemburkan materialnya ke udara bahkan sampai pada Lapisan stratosfer. Dalam sekejap luncuran lahar panas melumat gosongkan apa saja yang dilaluinya. Tak pelak kejadian-kejadian tersebut merenggut korban jiwa dan harta benda.

Kenapa ini terjadi?

Pada mulanya bumi merupakan sebagian dari gumpalan gas dari matahari. Gumpalan gas yang besar tersebut (matahari) selalu dalam keadaan berputar. Dikarenakan sesuatu hal, terlepaslah sebagian gumpalan itu, walaupun seolah-olah dicampakkan sangat jauh tetapi gumpalan itu masih tetap berputar terus-menerus mengelilingi gumpalan besar (matahari). Gumpalan-gumpalan yang terpisah dan masih tetap berputar tersebut setelah mengalami proses pendinginan berubah menjadi padat. Maka terbentuklah planet bumi (beserta 7 planet lainnya) yang berputar mengelilingi matahari.

Bumi terbentuk antara 4.600 sampai 3.500 juta tahun yang lalu. Pertama-tama bumi tertutup oleh benda yang meleleh dari gunungapi. Benda ini lama kelamaan mendingin dan membentuk kerak (crust). Uap air dalam lapisan udara memadat dan membentuk lautan.

Sejak 3.500 sampai 1.000 juta tahun yang lalu bumi masih panas dan karbon dioksida sangat terpusat dalam lapisan udara. Keadaan ini membantu tumbuhnya bentuk kehidupan awal yang disebut sinobakteri, menyerap karbon dioksida dan mengeluarkan oksigen. Tumbuh-tumbuhan masih melakukan hal ini yakni yang disebut proses fotosintesis. Oksigen yang dikeluarkan pada zaman kuno ini bereaksi dengan besi di lautan untuk membentuk endapan bijih besi. Pada saat ini hanya ada satu mahabenua yang sangat besar di dunia, yang dikenal dengan sebutan Pangaea.


Gambar 1: Maha Benua Pangea

Kira-kira antara 400 dan 230 juta tahun yang lalu, mahabenua Pangaea akhirnya terpecah menjadi dua benua besar. Kedua benua baru tersebut disebut dengan Gondwana dan Laurasia. Gondwana mengapung ke arah selatan sedangkan Laurasia mengapung ke arah utara. Australia, India, Antartika, Papua, dan bagian-bagian pulau Sulawesi merupakan bagian dari Gondwana.

Antara 1000 dan 400 juta tahun yang lalu, mulai timbul kehidupan yang lebih rumit di bumi. Mula-mula muncul satwa laut yang berbadan lembek yang kemudian diikuti dengan timbulnya satwa berkulit keras. Akhirnya, kira-kira 410 juta tahun yang lalu, dimulailah kehidupan awal di darat.

Pada 150 juta tahun yang lalu Gondwana mulai terpecah. Pertama-tama, Afrika dan Amerika Selatan terpisah dengan India, Antartika dan Australia. Kerak bumi terbagi menjadi lempengan-lempengan. Disebut lempeng karena secara dimensi horizontal memliki panjang dan lebar yang luas sedangkan secara vertikal hanya memiliki ketebalan yang tipis (sekitar 12 km) jika dibandingkan ketebalan bumi. Ada enam lempengan benua yang besar dan beberapa yang kecil. Di antara lempengan-lempengan itu terdapat retakan-retakan besar di kerak bumi. Lempengan-lempengan itu bergerak perlahan-lahan ke arah permukaan bumi.

Menurut para ahli geologi di dalam perut bumi terdapat arus konveksi yang menyerupai pergerakan air yang dipanaskan. Arus konveksi inilah yang membimbing pergerakan lempeng samudera dan lempeng benua.Terhimpunnya batuan di daerah Karang Sambung dan sekitarnya adalah akibat pertemuan antara lempeng india-australia dengan lempeng asia yang dimulai sejak zaman kapur akhir atau sejak 60 juta tahun yang lalu. Bukti-bukti adanya pertemuan dua lempeng dapat disaksikan di Karang Sambung melalui singkapan beranekaragaman batuan yang mencerminkan asal batuan tersebut.


Gambar 2: Arah Pergerakan Lempeng

Di beberapa tempat, lempengan-lempengan bergerak saling menjauh (divergen) dan di beberapa tempat lain lempengan-lempengan itu bergerak saling mendekati dan bertabrakan (konvergen) serta ditempat lainnya ada yang saling berpapasan dan bergesekan (sesar). Di daerah lempengan divergen timbul bahan lelehan dari dalam bumi melalui retakan-retakan yang ada. Bahan lelehan ini kemudian menjadi dingin dan membentuk batuan basal. Berpisahnya lempengan-lempengan bumi ini terjadi jauh di bawah lautan di bumi. Basal yang timbul kemudian membentuk deretan pematang bawah samudera. Deretan ini disebut pematang tengah samudera. Semakin banyak bahan lelehan yang muncul dan membentuk basal, bahan tersebut mendorong lempengan-lempengan bumi untuk semakin jauh berpisah. Hal ini menyebabkan melebarnya Samudera. Sedangkan di daerah lempengan konvergen terjadi penunjaman lempeng samudera dan pengangkatan pada lempeng benua sehingga terbentuklah gunungapi. Sedangkan di daerah lempengan sesar terjadi pergeseran mendatar.

Keseluruhan aktivitas bumi tersebut sudah terjadi sejak bumi terbentuk hingga sekarang dan seterusnya. Dari sanalah timbul gempabumi, tsunami dan letusan gunungapi.

Penulis, Guru PLP SMA Pasundan 8 Bandung

Tektonik Lempeng 4.5 5 Riki Ridwana Oleh: Riki Ridwana Belakangan ini tanah bangsa Indonesia dirundung duka. Rangkaian bencana datang menerpa saling bergantian. Belum sele...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.